
Musi Banyuasin – Di sebuah sudut Desa Gajah Mati, Kecamatan Babat Supat, Kabupaten Musi Banyuasin, aroma rempah dan dedaunan kering tercium lembut dari sebuah rumah sederhana. Di sana, sepasang tangan telaten tengah menakar racikan daun, jahe, dan kunyit yang dikeringkan. Dialah Yeni Lusmita, perempuan tangguh yang kini dikenal sebagai Srikandi Herbal dari desanya.
Awalnya, minatnya terhadap tanaman obat hanyalah sekadar hobi kecil di pekarangan rumah. Namun siapa sangka, ketertarikan itu justru membuka jalan bagi perubahan besar, bukan hanya bagi dirinya, tapi juga bagi warga sekitar.
“Dulu saya cuma menanam karena penasaran. Lama-lama saya tahu manfaatnya besar sekali. Dari tanaman obat ini saya bisa bantu orang sakit dan juga menambah penghasilan keluarga,” tutur Yeni sambil tersenyum hangat.
Dari Program CSR Jadi Inspirasi Hidup
Perjalanan Yeni dimulai ketika PT Medco E&P Indonesia (Medco E&P) meluncurkan Program Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di Blok Rimau. Program CSR ini bertujuan memberdayakan masyarakat, khususnya kaum ibu, agar mampu memanfaatkan tanaman obat di sekitar rumah untuk kesehatan dan ekonomi keluarga.
Melalui pelatihan yang difasilitasi Medco E&P, Yeni dan ibu-ibu lain di Desa Gajah Mati belajar banyak hal, mulai dari mengenali tanaman berkhasiat, membuat pupuk organik, hingga cara mengolah hasil panen menjadi produk herbal yang higienis dan menarik.
Tak berhenti di situ, mereka juga mendapat bimbingan tentang pengemasan dan pemasaran produk. Hasilnya luar biasa, kini kelompok Kenanga, binaan Medco E&P, telah menghasilkan 15 jenis produk herbal, mulai dari jamu instan, serbuk jahe merah, minuman kunyit asam, hingga camilan sehat berbahan herbal.
Rumah Produksi dan Dukungan Nyata CSR
Keseriusan Medco E&P dalam mendukung pemberdayaan kelompok wanita ini juga diwujudkan melalui pembangunan rumah produksi jamu herbal pada tahun 2022. Fasilitas tersebut menjadi pusat kegiatan produksi dan pelatihan bagi anggota KWT Kenanga.
Selain bangunan fisik, kelompok ini juga menerima berbagai bantuan peralatan produksi modern, seperti mesin press kemasan jamu herbal, alat penggiling bahan (blender) , Oven, mesin cetak kapsul, hingga perlengkapan sanitasi dan pengemasan.
Dengan dukungan ini, kualitas dan daya saing produk herbal Desa Gajah Mati meningkat signifikan. Kemasan yang dulu sederhana kini tampil menarik dan higienis, membuka peluang lebih luas untuk dipasarkan ke berbagai daerah.
“Alhamdulillah, sekarang kami sudah punya rumah produksi sendiri dan mesin press untuk kemasan. Semua bantuan dari Medco sangat membantu. Produk kami jadi lebih rapi dan awet, dan pembeli pun semakin percaya,” ujar Yeni dengan bangga.

Ramuan Penyembuh dan Penguat Semangat
Kini, rumah Yeni bukan sekadar tempat tinggal, melainkan juga “klinik kecil” bagi warga sekitar. Banyak orang datang meminta pengobatan herbal, dari keluhan ringan seperti pegal dan gatal, hingga penyakit serius seperti diabetes.
“Pernah ada pasien dengan luka di kaki karena diabetes, sudah parah sekali. Setelah rutin minum jamu herbal, alhamdulillah sembuh dan tidak perlu diamputasi,” cerita Yeni dengan mata berkaca-kaca.
Ketelatenan dan empatinya membuat banyak warga percaya. Yeni bukan hanya membuat jamu, tapi juga menumbuhkan harapan baru bagi orang-orang di sekitarnya.
Sinergi Kecil yang Berdampak Besar
Menurut Herry Suryadi Pumama, Supervisor Community Relation & Enhancement Medco E&P, keberhasilan seperti yang dicapai Yeni adalah bukti nyata bahwa CSR bukan sekadar program, melainkan proses perubahan sosial.
“Melalui TOGA, kami ingin ibu-ibu di sekitar wilayah operasi bisa mandiri. Mereka bisa menjaga kesehatan keluarga dari bahan alami, sekaligus memiliki penghasilan tambahan,” jelasnya.
Medco E&P pun terus memperkuat pendampingan agar kelompok seperti Kenanga tetap tumbuh berkelanjutan. Hasil kerja keras ini turut mengantarkan Medco E&P meraih penghargaan PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pengakuan atas komitmen perusahaan dalam mengelola lingkungan dan memberdayakan masyarakat.
Dukungan Pemerintah Desa: Kenanga Jadi Kebanggaan Gajah Mati
Keberhasilan kelompok wanita tani Kenanga juga mendapat perhatian dari pemerintah desa. Kepala Desa Gajah Mati, Subandi Arif, melalui Sekretaris Desa Herianto, SH, menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap upaya pemberdayaan yang dilakukan oleh ibu-ibu desa.
“Kami dari pemerintah desa sangat bangga dengan capaian kelompok wanita tani Kenanga ini. Mereka berhasil mengubah tanaman obat yang tumbuh di sekitar menjadi produk bernilai ekonomi tinggi,” ujar Herianto.
Ia menambahkan, keberhasilan ini bukan hanya memberi manfaat ekonomi, tetapi juga memperkuat kesehatan masyarakat di tengah keterbatasan fasilitas medis di desa.
“Program TOGA binaan Medco E&P ini sejalan dengan semangat pemerintah desa untuk mendorong kemandirian dan kreativitas warga, terutama kaum ibu. Kami akan terus mendukung agar kegiatan ini bisa berkembang menjadi usaha desa yang berkelanjutan,” tambahnya.
Dari Desa untuk Indonesia
Kini, Yeni Lusmita menjadi panutan. Dari kebun kecil di belakang rumahnya, ia menunjukkan bahwa kemandirian bisa tumbuh dari tanah sendiri. Produk herbalnya mulai dikenal di pasar lokal, bahkan menjadi oleh-oleh khas dari desanya.
Program TOGA pun kini telah berkembang di berbagai wilayah operasi Medco E&P di Sumatera Selatan, mencakup Musi Banyuasin, Banyuasin, Muara Enim, Lahat, dan Musi Rawaa, melibatkan lebih dari 800 peserta dari puluhan desa.
“Yang kami tanam bukan hanya tanaman obat,” ujar Yeni pelan namun penuh keyakinan. “Kami menanam harapan dan kesehatan untuk masa depan anak-anak kami.”
Sinergi untuk Kemandirian Masyarakat
Menutup kisah inspiratif ini, Hirmawan Eko Prabowo, Manager Field Relation & Community Enhancement South Sumatera Region, menegaskan kembali komitmen Medco E&P dalam menjalankan program pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan.
“Pemberdayaan masyarakat adalah usaha bersama yang membutuhkan peran dan keterlibatan dari berbagai pihak. Medco berupaya mengembangkan masyarakat di sekitar wilayah operasinya melalui proses penguatan potensi yang telah ada di masyarakat secara aktif dan berkelanjutan, sehingga mampu mendorong pertumbuhan, kemajuan, dan kemandirian di berbagai bidang. Program Tanaman Obat Keluarga menjadi bagian dari upaya mendorong kemandirian kelompok perempuan dalam pengembangan ekonomi dan kesehatan.”
Kisah ini membuktikan bahwa sinergi antara masyarakat, pemerintah desa, dan perusahaan dapat menumbuhkan kemandirian serta kesejahteraan dari akar rumput.
Dari pekarangan kecil di Desa Gajah Mati, kini tumbuh ramuan kehidupan yang menyehatkan, bukan hanya tubuh, tapi juga ekonomi dan semangat warga desa.
Penulis : Dwi Andrian. D









